Krna kebiasanku
yang jarang menyapa anakku sendiri, jangankan untuk menyapa di saat aku pulang
kerja, anakku sudah berada di kamarnya bersama nenek dan kakenya, aku tak punya
waktu untuk anakku, di saat hari minggu anakku minta jalan-jalan bersamaku dan
mamanya, aku slalu bilang ke istriku “maaf mama saya harus jaga toko demi
menafkahi mama dan anak tercinta kita” istriku bilang “terseerah kamu aja pa
mau gimana,oya pa kalo papa dah merasa bosan denganku jangan seperti ini caranya
lebih baik ceraikan aku saja pa” jawab istriku dengan nada yang begitu kecewa
ama aku,dan akupun terkejut oleh pertanyaan istriku yang begitu marah hingga
bilang minta cerai, akupun hanya diam dan langsung saya berangkat ke toko
Emang aku
akui saat ini dan ku sadari betapa cueknya aku sama istri dan anakku sendiri. Dan
aku tak pernah menyempatkan diri untuk mengenal lebih dalam perkembangan anakku
sendiri, seolah olah mereka hanya membutuhkan duit di bandingkan dengan kasih
sayangku sebagai seorang suami dan ayah dari anakku, entah kenapa aku mempunyai
sifat seperti ini, aku lebih mendengarkan kata mama dari pada suruh
mendengarkan kata istriku terlebih lebih mendengarkan diri saya sendiri
Setelah sampai
toko saya telvon mama dengan apa yang tlah di ucapkan istriku yang seolah-olah
minta cerai dariku,mungkin emang sifatku yang sangat keterlaluan yang slalu
menomor tigakan keluarga, setelah urusan toko dan mama, dalam kondisi ini saya
hanya mengandalkan mama,entah sampai kapan saya akan begini,yang tak berani
ambil keputusan seorang diri
Karna konflik
yang semakin memanas akhirnya istriku ta betah lagi dan benar benar minta cerai
dariku,dan keputusan istriku di dukung oleh ke dua ortunya,tapi itu lah mama
yang slalu ingin menang sendiri mamapun menyetujui perceraian kami dan kami pun
sepakat bercerai
Aku masih
harus menanggung biaya hidup anakku yang mulai masuk sekolah taman
kanak-kanak,walaupun aku tak bisa melihat anakku setiap hari tapi aku smua ini
adalah keslahanku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar