Senin, 10 November 2014

kita sama aja tukang kok

Menjadi seorang penulis mewajibkan saya tuk bertemu dengan banyak orang mulai dari seorang pejabat hingga sampai orang bejat,dari para konglomerat sampai ke kong kong mlarat,baik dari seorang yang normal sampai seorang abmormal
Oya pada hari minggu tangal November 2014,aku jalan-jalan ke sebuah kota di pinggir Jakarta dan sampai di situ aku melihat sangat banyak sekali para pegawai proyek yang jumlahnya lebih dari 20 orang yang di mandori oleh satu orang yang bertubuh besar dan gempal,dari kejauhan ku hanya melihat satu persatu pekerja ada yang bagian mengaduk adonan ada yang yang bawa adonan dan macem-macem jenis pekerjaan yang biasa di sebut sebagai kuli bangunan
Yang bikin aneh di pikiran saya kenapa mereka seolah-olah menjadi kuli bangunan adalah sebuah pilihan akhir jika kita ta punya pekerjaan lagi,padahal tampa jasa meraka bangunan-bangunan di kota init a akan semegah seperti ini
Dari pikiran kecil itu akhirny aku mendatangi beberapa pegawai proyek untuk saya selidiki dari pendapatan dan kesejahteraan mereka slama bekerja di bawah naungan proyek besar ini,dan setelah ku perhatikan ternayata mereka pun dari djawa sama seperti saya yang asli orang djawa tampa naturalisasi,saya akan pura-pura melamar kerjaan sebagai pekerja proyek
Setelah beberapa orang yang ku tanyai umtuk bekerja di sini bagaimana caranya,mereka menyuruhku untuk mendatangi seorang mandor yang sedang berdiri di bawah bedeng (tempat tinggal para pegawai proyek) selamat siang pak” tanyaku sambil menyodorkan tangan untuk berjabat tangan,dan si mandor itupun menjawab sambil
 “selamat siang juga ada yang bisa ku bantu mas”
“aku ingin bekerja di sini gimana caranya pak” tanyaku sambil duduk di bangku buatan
Setelah ngobrol ngalor ngidul akhirnya ku ketahui berapa mendapatan mereka per minggu,dari gaji meraka pun bervariasi mulai dari 80ribu perhari ada yang 100ribu perhari tergantung pada kemampuan yang di miliki,jadi untuk yang kenek(asistennya tukang) mendapatkan penghasilan 2,4 juta /bulan dan untuk para tukang(orang yang membangun) mendapatkan penghasilan 3juta per bulan,apalgi saat aku melihat UMR di kota tangerang sekitar 2.444,331
Dan jam kerja mereka pun sama dengan para pekerja lainnya di mulai dari jam 8 sampai jam 5 sore,tapi kok kenapa kalo mereka masih di pandang dengan mata sebelah,apa yang salah dengan mereka,yang salah bukan siapa-siapa tapi itu hanya dari persepsi kita sendiri
Semoga kita bisa menghargai apapun profesi orang lain tampa melihat dengan satu mata,karna tampa mereka kita tak kan melihat gedung-gedung pencakar langit di kota-kota besar di mana pun,,,


                              RJ menggali sebuah peristiwa jadikan sebuah inspirasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar